Sebuah Catatan Untuk PSKK

04 Juni 2009 | Label: | |

Oleh: Sipri Seko

SETELAH
berpisah dari PS Kupang (PSK), PS Kota Kupang (PSKK) baru resmi memiliki kepengurusan pada tahun 2003. Kepengurusan itu pun dibentuk hanya sementara, 'menyelamatkan' PSKK untuk mendaftar ke PSSI agar bisa ikut kualifikasi Divisi II Liga Indonesia. Namun, PSKK tetap gagal ikut Divisi II karena terlambat mendaftar.

Padahal, skuad PSKK saat itu sedang bagus-bagusnya. Usai menjuarai turnamen El Tari Memorial Cup di Maumere-Sikka, PSKK kembali mengibarkan dominasinya dalam sepakbola NTT. Namun setelah gagal ke Divisi II, para pemain seperti mulai apatis terhadap sepakbola Kota Kupang. Dominasi anak-anak Kupang yang sebelumnya sulit ditembus tim asal Flores, Sumba, Timor dan Alor, hilang. Paling tinggi, Kota Kupang hanya bisa menembus babak semifinal.

Kini, setelah tak pernah menggelar musyawarah hampir dua era kepengurusan, hari ini, Sabtu (30/5/2009), KONI Kota Kupang akan menggelar musyawarah. Keinginan Drs. Daniel Hurek untuk menata manajemen organisasi PSKK diawalinya dengan mendata klub-klub yang ada di Kota Kupang. Setelah terdata, musyawarah pun akan digelar. Sebuah langkah awal yang bagus.

Musyawarah inilah yang ditunggu-tunggu bolamania Kota Kupang. Kerinduan untuk melihat anak-anak Kupang kembali bermain untuk kampung halamannya di turnamen antar-perserikatan, sebentar lagi akan terwujud. Turnamen-turnamen yang selama ini digelar tanpa koordinasi yang jelas akan mulai ditata dengan baik. Rencana untuk menggelar kompetisi antar-klub se-Kota Kupang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Tapi, jangan cepat berpikir bahwa itu akan berjalan dengan mulus. Penentuannya ada pada hasil musyawarah yang akan digelar di Hotel Kupang Beach hari ini. Keinginan klub-klub agar bisa mengikuti kompetisi yang bagus harus diikuti dengan keputusan yang tepat dalam memilih kepengurusan. Salah memilih, bolamania harus menunggu empat tahun lagi untuk mewujudkan impian membangun sepakbola Kota Kupang menjadi lebih baik.

Menjadi pengurus tidak semudah yang sering dilihat. Hebat bicara dalam forum musyawarah bukan jaminan kalau dia bisa menjalankan roda organisasi. Pemain yang hebat sekalipun di eranya, juga bukan jaminan dia tahu bagaimana menata manajemen organisasi. Hal ini sebenarnya tidak perlu diperdebatkan, karena semua orang bola di Kota Kupang sudah tahu siapa yang layak masuk menjadi pengurus.

Bolamania Kota Kupang tahu siapa yang lebih layak menjadi pengurus ketimbang menjadi pemain. Mereka tahu siapa yang hanya bisa menjadi pelatih tapi tidak bisa mengatur manajemen organisasi. Mereka juga tahu, siapa yang memiliki ambisi untuk menjadi pengurus karena kepentingan politik masa depan. Ada bolamania yang pernah iseng mengusulkan, kalau mau sepakbola Kota Kupang, reformasi total kepengurusan lama. Itu bukan urusan kita untuk berkomentar. Forum musyawarah tahu apa yang harus dilakukan untuk sepakbola Kota Kupang empat tahun yang akan datang.

Itu artinya, ketika musyawarah ini selesai digelar, jangan dulu bertepuk dada dan mengatakan, saya adalah pengurus PSKK. Dengarkan kata orang-orang bijak, berkacalah apa saya memang layak menjadi pengurus. Artinya, ketika masuk menjadi pengurus jangan hanya jago dalam membuat program, tapi yang penting harus bisa mengimplementasikannya. Menjadi pengurus berarti kita harus berani menerima kritikan bahkan mungkin cemoohan dari orang, kalau nanti tidak bisa menjalankan program sesuai amanat musyawarah. Keputusan hari ini akan menjadi cerminan kepedulian terhadap majunya sepakbola Kota Kupang. *

0 komentar: