Menanti Kepengurusan PSSI Kota Kupang

04 Juni 2009 | Label: | |

FORUM musyawarah PSSI Kota Kupang akhirnya secara aklamasi memilih Drs. Daniel Hurek untuk menjadi ketua untuk masa bakti 2009-2013. Tugas pertama yang harus dilakukan Daniel Hurek adalah menyusun struktur organisasi kepengurusannya. Kabinetnya sudah harus terbentuk dalam waktu secepatnya agar program kerja segera dibahas.

Terpilihnya Daniel Hurek melalui forum musyawarah merupakan berita yang cukup menggembirakan. Pasalnya, lebih dari dua periode kepengurusan, PSSI Kota Kupang tidak pernah melaksanakan musyawarah. Padahal, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) KONI, sebagai induk organisasi olahraga, paling lambat enam bulan cabang olahraga yang sudah habis masa kepengurusannya sudah harus menggelar musyawarah. Bila tidak dilaksanakan, maka cabang olahraga tersebut dibekukakan. Artinya, dia tidak boleh menggelar even, apalagi mengikuti even.

Pernyataan optimisme dari Daniel Hurek saat musyawarah bahwa sepakbola Kota Kupang akan kembali menguasai sepakbola NTT sudah cukup bagus. Dia ingin semua pencinta sepakbola bahu- membahu mendukungnya untuk memajukan sepakbola. Tak heran kalau dia kemudian memilih Manek Thedens, Felix Dando, Melkisedek Lado Madi dan Pieter Fomeni untuk menemaninya dalam menyusun kepengurusan PSSI Kota Kupang. Dia ingin mendapat masukan siapa-siapa yang punya kepedulian terhadap sepakbola dan bagaimana melakukannya.

Tapi, jangan cepat berpikir bahwa itu akan berjalan dengan mulus. Penentuannya ada pada penentuan nama-nama pengurusnya. Salah memilih, maka jangan harap Daniel Hurek bisa memenuhi ambisinya untuk menjadikan Kota Kupang tim paling disegani dalam sepakbola NTT. Salah memilih, warisan pengurus lama yang tidak pernah menggelar even, tidak memiliki program yang pasti, kepengurusan yang jelas akan kembali terulang. Kalau ini yang terjadi, Daniel Hurek harus siap menerima kritik dan protes dari bolamania Kota Kupang.

Pencinta sepakbola Kota Kupang sebenarnya sudah tahu siapa yang layak masuk menjadi pengurus. Mereka tahu siapa yang lebih layak menjadi pengurus ketimbang menjadi pemain. Mereka tahu siapa yang hanya bisa menjadi pelatih, tapi tidak bisa mengatur manajemen organisasi. Mereka juga tahu, siapa yang memiliki ambisi untuk menjadi pengurus karena kepentingan politik masa depan. Yang lebih gila lagi, ada yang mengaku mengetahui kalau ada orang yang berambisi menjadi pengurus karena 'duit.'

Kita tidak boleh pesimis terhadap hal-hal ini. Kalau kita merasa bahwa masa lalu sudah salah melangkah, kita semua tentu tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Semua ingin wajah sepakbola Kota Kupang berubah. Kita ingin Kota Kupang bisa memiliki tim yang tidak hanya bisa bermain di level antar- perserikatan tapi sampai level nasional. Asal tahu saja, dari semua propinsi di Indonesia, hanya NTT saja yang tidak memiliki tim di Divisi I, apalagi Liga Utama, Liga Super maupun Coppa Indonesia.

Jawaban dari semua keinginan tersebut hanya satu, yakni turnamen atau kompetisi harus segera digelar. Selama ini, di Kota Kupang sudah ada beberapa turnamen seperti Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup, Faperta Cup, Fosmab Cup, Angkasa Pura I Cup dan lainnya. Namun, semua turnamen ini belum ditata atau masuk menjadi agenda resmi PSSI. Penyelenggara masih berdiri sendiri, meski aturan pelaksanaannya sudah sesuai dengan pedoman PSSI. Ini belum termasuk turnamen-turnamen futsal yang digelar organisasi swasta ataupun instansi-instansi.

Terdaftarnya 24 kesebelasan menjadi anggota PSSI Kota Kupang sudah merupakan potensi yang harus dimanfaatkan. Kompetisi dengan menggunakan sistem divisi harus segera dilakukan. Tim- tim yang terdaftar tersebut harus segera diseleksi agar mendapatkan klub divisi utama dan divisi lain di bawahnya. Kalau kompetisi bisa dilaksanakan, semua sektor kehidupan masyarakat akan ikut bergerak. Tukang ojek dan angkutan kota akan mendapatkan penumpang, pedagang kaki lima bisa mendapatkan lahan baru mencari nafkah, masyarakat pun akan memiliki tempat alternatif mencari hiburan.

Di dalam benak Daniel Hurek, tentu sudah ada nama-nama yang layak mendampinginya. Kita berharap, masukan-masukan yang diterimanya adalah untuk perubahan atau bukan untuk status quo. Apakah Daniel Hurek nantinya akan salah memilih? Ataukah dia nanti benar-benar akan sanggup membawa PSSI Kota Kupang menjadi barometer sepakbola NTT? 

Satu catatan terakhir, jangan terlalu lama mempolemikkan atau berdebat tentang siapa yang layak menjadi pengurus. Tentukan secepatnya, karena sebentar lagi El Tari Memorial Cup akan digelar di Kabupaten Ngada. Waktu satu bulan, sangat sempit untuk mempersiapkan tim menuju event paling bergengsi di NTT ini. **

0 komentar: