PSSI yang Penuh dengan Masalah
22 Desember 2008 | Label: PSSI | |MASALAH seperti tidak pernah jauh dari Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI). PSSI kembali harus bermasalah dengan pihak berwajib akibat membayar Hotel Kaisar dengan cek kosong.
Ini sekaligus menambah masalah PSSI selama setahun belakangan ini. Belum lagi masalah badan tertinggi sepakbola Indonesia itu menyelesaikan masalah dengan FIFA, badan yang dipimpin oleh Nurdin Halid itu harus berurusan dengan polisi.
PSSI dilaporkan oleh Hotel Kaisar, setelah mereka dituding membayar hotel yang berada di Duren Tiga, Jakarta itu dengan cek kosong. Peristiwa tersebut bermula ketika PSSI menyewa Hotel Kaisar untuk menginap dari tanggal 2 Juli 2008 hingga 21 Juli 2008 sebanyak 75 kamar dengan total biaya Rp 685.783.260.
Sesuai perjanjian sebelumnya, pihak PSSI akan membayarkan 50 persen biaya pada 5 Juli 2008 sebesar 30 persen dan 20 persen pada 18 Juli. Namun setelah perhelatan Piala Asia berakhir, PSSI tidak kunjung juga membayar kamar sewa.
Pihak hotel menagih setiap hari dan meminta kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Kemudian PSSI mengeluarkan bilyet giro pada 21 dan 26 Agustus senilai masing-masing Rp 250 juta. Semua cek tersebut dikeluarkan oleh Bank Century yang setelah dicairkan ternyata juga kosong.
Karena ditunggu satu bulan lebih tetapi PSSI tetap tidak membayar, maka pihak hotel mengambil langkah hukum dengan melaporkan tindakan tersebut sebagai tindak penipuan dengan nomor laporan 1450/K/IX/2008/RES/Jaksel. Lantas, lari kemakah uang pembayaran itu.
Praktis menyeruaknya kasus ini semakin menambah masalah di tubuh PSSI selama setahun terakhir. Sebab, masalah PSSI dan Nurdin ?NH' Halid dengan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) terakit Statuta PSSI belum juga rampung.
FIFA menilai posisi NH sebagai ketua umum tidak sah. Alhasil, badan yang bermarkas di Nyon, Swiss itu beberapa kali menegur PSSI untuk segera menyelesaikannya. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin Sepp Blatter sebagai presiden FIFA menghukum PSSI.
PSSI memang berniat mentaati teguran FIFA itu. Namun, untuk melakukan pemilihan ulang guna mengganti posisi NH, PSSI sepertinya selalu berusaha menghindar mengenai masalah ini.
PSSI begitu optimis tidak akan mendapatkan hukuman dari FIFA. Apalagi, NH yang dipenjara karena kasus korupsi minyak goreng sudah resmi dibebaskan dari penjara. Alhasil, kenyataan ini membuat masa depan sepakbola Indonesia dalam bahaya. (okezone)