Menang atau Tersingkir

01 September 2008 | Label: | |

TAK ada yang berani mengatakan kalau dirinya sudah lolos. Semua masih ragu. Kekuatan, kualitas dan peluang sama. Petang ini, Grup A akan melakoni pertandingan terakhir penyisihan grup. Mari kita berhitung peluang.

Dibanding tiga tim lainnya, Sandelwood yang mengantongi empat poin, hanya butuh hasil seri dari Mandiri untuk lolos. Kalau Sandelwood kalah dari Mandiri, mereka tetap bisa lolos kalau hasil akhir Qhanasex vs Perselaya adalah seri. Sandelwood akan tersingkir bila kalah dari Mandiri, sedangkan Qhanasex mengalahkan Perselaya.

Untuk Mandiri, jalan teraman untuk lolos adalah kemenangan atas Sandelwood. Lambert Kadju dkk juga bisa lolos bila bermain imbang dengan Sandelwood, tapi itu dengan harapan Qhanasex dan Perselaya juga imbang dengan selisih gol yang lebih kecil. Nampaknya, peluang Mandiri cukup berat.
Berhitung tentang peluang Qhanasex memang cukup rumit. Kalah selisih gol dari Mandiri, Cha Lisnahan dkk harus menang bila ingin lolos. Qhanasex juga bisa lolos, bila Mandiri kalah dari Sandelwood dan mereka seri melawan Perselaya. Mereka juga bisa lolos, bila bermain seri dengan selisih gol yang banyak dengan harapan bila Mandiri dan Sandelwood juga seri maka akan terjadi perhitungan selisih gol.

Bagaimana dengan peluang Perselaya? Satu-satunya jalan untuk lolos adalah kemenangan. Satu poin yang dikantonginya tidak cukup untuk menyamai perolehan Mandiri dan Qhanasex bila bermain seri melawan Qhanasex. Meski demikian, peran Perselaya boleh dibilang sangat besar. Mereka bisa menentukan nasib Mandiri dan Qhanasex. Maksudnya, bila Perselaya 'mengalah' dari Qhanasex, maka posisi Mandiri akan terancam, sebaliknya menguntungkan Qhanasex. Di sini, permainan Perselaya akan menjadi perhatian. Tapi nampaknya itu tidak mungkin terjadi, karena mereka juga sedang mengejar peluang.

Kalau perhitungannya demikian, maka faktor mental juara akan sangat menentukan. Bermain lepas, ngotot selama pertandingan atau sebelum wasit meniup pluit panjang. Satu yang utama adalah sendiri menentukan nasibnya. Artinya, ketika kita menghitung peluang, ada harapan kalau hasil akhirnya menguntungkan. Namun itu jangan menjadi satu-satunya pengharapan, tapi tanamkan tekad bahwa kita sendiri yang menentukan nasib. Satu saja kata kuncinya, menang atau tersingkir. (eko)

0 komentar: