Britama bs Mandiri: Penuh Gengsi
01 Juli 2008 | Label: Pos Kupang Cup 2005 | |SUHU pertandingan hari ketiga, Selasa (23/8) ini bakal panas. Bukan duel biasa, tetapi penuh makna karena taruhannya adalah gengsi. Dalam pertandingan pertama, QFC BTN akan bertemu Sandelwood. Menyimak kualitas tim, pertandingan ini bakal ketat. Namun, yang ditunggu-tunggu adalah duel antara PS Britama melawan PS Mandiri dalam partai kedua.
Panas bukan karena persaingan antar-lub yang disponsori dua bank terbesar di Indonesia itu. Tetapi karena kualitas pemain kedua tim yang boleh dibilang cukup menjanjikan untuk menjadi calon juara.
Nama-nama seperti Christoforus Umbu Yogar, Hendra Takunama, Petrus Kellen, Jimmy Hosana, Maksi Kami, Ibrahim Tupong, Victor Kapitan, Dion Fernandez dan Jilet sudah tidak asing lagi bagi bolamania di NTT. Banyak pengamat malah sudah berani menyebut Britama adalah The Dream Team.
Namun, jangan dikira kalau mereka akan dengan mudah mengalahkan PS Mandiri. Cederanya striker utama, Zulkifly Umar yang bakal absen memang sedikit menggoyahkan lini depan anak-anak asuhan Lukman 'Luken' Hakim itu. Meski demikian, dengan jaminan Fanus Patipelohi, Usman Asafah, Lambert Kadju, Lau Sulla dan lainnya, kekuatan kedua tim cukup berimbang.
Yang pasti pengaruh suporter fanatik kedua tim akan mempengaruhi suhu permainan petang nanti. Kalau saja Umbu Yogar dkk sedikit lengah, bukan tidak mungkin Fanus Patipelohi dan Lau Sulla dengan sisa-sisa kejayaannya akan membuat mereka kerepotan.
Dalam pertandingan lainnya antara Sandelwood melawan QFC BTN diprediksi berlangsung imbang. QFC dengan dukungan penontonnya yang terkenal sangat fanatik kemungkinana besar akan menjadi lawan sepadan bagi Bambang Tokan dkk. Namun, Umbu Ngongo Billi yang terkenal cukup cerdik dalam menyusun strategi tetap memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Selamat bertanding. (eko)
Wira-wiri Oepoi
SAMPAI HANGUS -- Mungkin karena kesal dengan penampilan pemain Lambada yang doyak mengutak-atik bola hingga mudah didikte Lisna, seorang suporternya terus memberikan kritikan. "Lu goreng terus sampai hangus. Sudah kalah tapi masih main-main," sesalnya.
CEREWET -- Penampilan Pelatih PS Lisna Kupang, Zeth Adoe, pada pertandingan melawan Lambada 'diprotes' seorang anggota panitia. Pasalnya, Zeth Adoe yang biasanya tenang saat mengawasi anak-anak asuhannya bertanding, kali ini malah terus berteriak. "Beta baru lihat Pak Zet hari ini cerewet begitu. Biasanya dia hanya angkat jari dan beri isyarat," ujarnya. Setelah timnya menang 4-1, Zet Adoe disalami 'serombongan' unsur pimpinan PLN Cabang Kupang. "Terima kasih ya," kata salah seorang manajer PLN.
LOMPAT PAGAR -- Meski Stadion Oepoi diberi pagar yang tinggi namun masih ada penonton yang iseng masuk dengan memanjat tembok pagar. "Itu orang sonde malu ko? Sudah tua tapi masih buat begitu. Lebih baik masuk dari pintu depan dengan membeli karcis, daripada nanti dibilang tidak tahu diri," celetuk seorang penonton.
TAMBAH GOL -- Setiap penonton so pasti memiliki tim favoritnya sendiri. Meskipun duduk berdampingan, belum tentu mereka membela tim yang sama. Seperti pada laga Lambada vs Lisna Kupang, Senin (22/8). "Ayo Lambada, tambah satu gol," kata Vecky setelah tim kesayangannya menjebol gawang Lisna. Langsung dibalas seoang ibu di sampingnya, "Lisna tambah dua gol lagi!" Ssstt... Si ibu ternyata karyawan PLN Kupang, pemilik klub Lisna!
PAPAN SKOR -- Pada pertandingan babak pertama antara Lisna vs Lambada ada kejadian unik. Saat itu kedudukan masih 0-0. Namun di papan skor, terlihat skor sudah 1-0 untuk Lisna. Melihat hal itu, beberapa pemuda yang duduk di tribun bagian barat langsung memberitahukan kejanggalan itu kepada panitia. "He panitia, kenapa skor sudah 1-0 untuk Lisna? Papan skor kurang beres tuh." Setelah ditelusuri panitia, ternyata penyebabnya bukan keisengan petugasnya yang kebetulan anak-anak. Skor tidak beres gara-gara ditiup angin. Angka 1 di baliknya berputar ke depan dan terlihat jelas penonton dari kejauhan. (joy/eko)
Panas bukan karena persaingan antar-lub yang disponsori dua bank terbesar di Indonesia itu. Tetapi karena kualitas pemain kedua tim yang boleh dibilang cukup menjanjikan untuk menjadi calon juara.
Nama-nama seperti Christoforus Umbu Yogar, Hendra Takunama, Petrus Kellen, Jimmy Hosana, Maksi Kami, Ibrahim Tupong, Victor Kapitan, Dion Fernandez dan Jilet sudah tidak asing lagi bagi bolamania di NTT. Banyak pengamat malah sudah berani menyebut Britama adalah The Dream Team.
Namun, jangan dikira kalau mereka akan dengan mudah mengalahkan PS Mandiri. Cederanya striker utama, Zulkifly Umar yang bakal absen memang sedikit menggoyahkan lini depan anak-anak asuhan Lukman 'Luken' Hakim itu. Meski demikian, dengan jaminan Fanus Patipelohi, Usman Asafah, Lambert Kadju, Lau Sulla dan lainnya, kekuatan kedua tim cukup berimbang.
Yang pasti pengaruh suporter fanatik kedua tim akan mempengaruhi suhu permainan petang nanti. Kalau saja Umbu Yogar dkk sedikit lengah, bukan tidak mungkin Fanus Patipelohi dan Lau Sulla dengan sisa-sisa kejayaannya akan membuat mereka kerepotan.
Dalam pertandingan lainnya antara Sandelwood melawan QFC BTN diprediksi berlangsung imbang. QFC dengan dukungan penontonnya yang terkenal sangat fanatik kemungkinana besar akan menjadi lawan sepadan bagi Bambang Tokan dkk. Namun, Umbu Ngongo Billi yang terkenal cukup cerdik dalam menyusun strategi tetap memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Selamat bertanding. (eko)
Wira-wiri Oepoi
SAMPAI HANGUS -- Mungkin karena kesal dengan penampilan pemain Lambada yang doyak mengutak-atik bola hingga mudah didikte Lisna, seorang suporternya terus memberikan kritikan. "Lu goreng terus sampai hangus. Sudah kalah tapi masih main-main," sesalnya.
CEREWET -- Penampilan Pelatih PS Lisna Kupang, Zeth Adoe, pada pertandingan melawan Lambada 'diprotes' seorang anggota panitia. Pasalnya, Zeth Adoe yang biasanya tenang saat mengawasi anak-anak asuhannya bertanding, kali ini malah terus berteriak. "Beta baru lihat Pak Zet hari ini cerewet begitu. Biasanya dia hanya angkat jari dan beri isyarat," ujarnya. Setelah timnya menang 4-1, Zet Adoe disalami 'serombongan' unsur pimpinan PLN Cabang Kupang. "Terima kasih ya," kata salah seorang manajer PLN.
LOMPAT PAGAR -- Meski Stadion Oepoi diberi pagar yang tinggi namun masih ada penonton yang iseng masuk dengan memanjat tembok pagar. "Itu orang sonde malu ko? Sudah tua tapi masih buat begitu. Lebih baik masuk dari pintu depan dengan membeli karcis, daripada nanti dibilang tidak tahu diri," celetuk seorang penonton.
TAMBAH GOL -- Setiap penonton so pasti memiliki tim favoritnya sendiri. Meskipun duduk berdampingan, belum tentu mereka membela tim yang sama. Seperti pada laga Lambada vs Lisna Kupang, Senin (22/8). "Ayo Lambada, tambah satu gol," kata Vecky setelah tim kesayangannya menjebol gawang Lisna. Langsung dibalas seoang ibu di sampingnya, "Lisna tambah dua gol lagi!" Ssstt... Si ibu ternyata karyawan PLN Kupang, pemilik klub Lisna!
PAPAN SKOR -- Pada pertandingan babak pertama antara Lisna vs Lambada ada kejadian unik. Saat itu kedudukan masih 0-0. Namun di papan skor, terlihat skor sudah 1-0 untuk Lisna. Melihat hal itu, beberapa pemuda yang duduk di tribun bagian barat langsung memberitahukan kejanggalan itu kepada panitia. "He panitia, kenapa skor sudah 1-0 untuk Lisna? Papan skor kurang beres tuh." Setelah ditelusuri panitia, ternyata penyebabnya bukan keisengan petugasnya yang kebetulan anak-anak. Skor tidak beres gara-gara ditiup angin. Angka 1 di baliknya berputar ke depan dan terlihat jelas penonton dari kejauhan. (joy/eko)