Van Basten Tidak Percaya

16 Juni 2008 | Label: , | |

MARCO van Basten tak pernah memperhitungkan akan menang telak atas Italia. Belanda, tim asuhannya, menghadirkan kekalahan terburuk bagi Italia sepanjang sejarah Piala Eropa.

Belanda menghancurkan juara Piala Dunia 2006 itu 3-0 di Stade de Suisse, Bern, Senin (9/10/2008) atau Selasa dinihari Wita.
Kemenangan ini menjadi start bagus Belanda di penyisihan Grup C. Ini adalah kemenangan pertama Belanda atas Italia sejak final Piala Dunia 1978. Belanda selalu kelah ketika berhadapan Italia.

Gol kontroversial Ruud van Nistelrooy, tendangan voli luar biasa Wesley Sneijder, dan gol Giovanni van Bronckhorst lewat serangan balik di babak kedua, menghadirkan kejutan pertama di Piala Eropa 2008 ini. "Menang 3-0 atas Italia, sebuah tim dengan segudang pengalaman dan kualitas tim mereka, kami tak pernah memperhitungkannya. Penampilan tim sungguh bagus," ujar Marco van Basten.

Kalah, tak membuat pelatih Italia, Roberto Donadoni patah arang. Dia tetap memandang ke depan, sambil berharap Italia terselamatkan. Bagi Italia, ini kekalahan terbesar mereka di turnamen besar sejak menyerah 1-4 dari Brasil di final Piala Dunia 1970. Tapi, Donadoni sama sekali tak terkejut.

"Saya tak ingin mengatakan ini penampilan terburuk Italia di era saya. Kami membiarkan dua gol lahir dari kesalahan. Kami tidak mengawalinya dengan baik, tapi kami harus melihat ke depan," katanya.

Roberto Donadoni, yang pernah bersama Van Basten memperkuat AC Milan, menolak menyalahkan gol Ruud van Nistelrooy tampak seperti berada dalam posisi off-side ketika ia menembakkan bola ke gawang Italia. "Saya tidak suka membicarakan tentang keputusan wasit. Suatu gol adalah gol dan tidak mungkian mengubah keputusan itu," ujar Donadoni.

Berpikir Positif
Meski gagal memetik poin penuh di pertandingan pertama, pelatih Perancis, Raymond Domenech, tetap bersikap positif. Perancis ditahan imbang Rumania pada penampilan perdana babak penyisihan Grup C di Zurich, Swiss.

"Penting bagi kami untuk tidak kalah dari lawan langsung. Jadi, kita bisa mengatakan ini (hasil) positif. Ini pertandingan yang tidak gampang," katanya.

Perancis sebenarnya mendominasi penguasaan bola. Tapi, mereka gagal melakukan penetrasi menerobos pertahanan ketat Rumania yang dipasang pelatih Victor Piturca. "Ini memalukan. Kami harusnya bisa menghadirkan perbedaan dan meraih tiga poin. Kami harus mencetak gol menghadapi tim-tim seperti ini," ujar Claude Makelele.

Tanpa Henry, Perancis memang tak menunjukkan serangan yang menekan, padahal lini depan yang menjadi andalan mereka. Kini, dengan hasil imbang tersebut, perjuangan Perancis untuk lolos ke babak kedua, mulai menjadi tanda tanya. Mereka harus mengalahkan dua lawan terberat di Grup C ini, yakni Italia dan Belanda. "Sekarang, kami tahu apa yang harus kami lakukan menghadapi Belanda dan Italia," kata Makalele pula. (ant/afp/eko)

0 komentar: