Tim Jerman Semakin Dewasa

16 Juni 2008 | Label: , | |

Klagenfurt, Minggu - Tim "Panser" Jerman menunjukkan permainan impresif tetapi penuh perhitungan saat menjungkalkan Polandia 2-0 di Stadion Worthersee, Austria, Minggu (8/6). Ini menandakan bahwa tim asuhan Joachim Loew itu belajar banyak dan tumbuh mencapai puncaknya pada Piala Eropa 2008.

Penyerang Lukas Podolski menjadi pahlawan kemenangan Jerman. Ia memborong dua gol kemenangan timnya, masing-masing pada menit ke-20 dan ke-69.

Dua gol itu menjadi momen sangat emosional bagi Podolski mengingat ia lahir di Polandia. Ia pun lalu memilih tidak merayakan dua gol itu secara berlebihan sebagai bentuk penghormatan kepada tanah kelahirannya. Apalagi, ayah, paman, serta sejumlah saudaranya yang adalah orang Polandia duduk di salah satu tribun penonton.

Meski yang dikalahkan Jerman adalah Polandia, tim yang belum pernah menang atas Jerman dalam 15 kali pertemuan, kemenangan Jerman itu sangat berarti. Bukan saja karena hal itu adalah kemenangan pertama di ajang Piala Eropa sejak menjadi juara 12 tahun silam, tetapi jalan Jerman untuk menuju tangga juara juga semakin terbuka.

Pencapaian Jerman hingga babak semifinal Piala Dunia 2006 lalu, yang kebetulan digelar di Jerman, semata-mata lebih banyak karena dukungan suporter dan pendirian kuat Juergen Klinsmann, sang pelatih waktu itu. Kini Loew semakin memantapkan sepak bola menyerang nan cepat, tetapi dengan pertahanan yang mantap, tenang, dan penuh perhitungan.

Tim Jerman pada Piala Eropa 2008 semakin dewasa. Jika permainan seperti itu terus dipertahankan saat melawan Kroasia dan tuan rumah Austria, satu tempat di perempat final rasanya sudah ada di genggaman.

"Konsentrasi kami tinggi dan jarang membuat kesalahan sepanjang pertandingan. Ini tentu saja berbeda dengan saat kami main di Piala Eropa sebelum-sebelumnya, termasuk di Piala Dunia terakhir," kata kapten tim Michael Ballack, seusai pertandingan melawan Polandia.

Bek tengah Per Mertesacker dan Christoph Metzelder, yang dulu terlihat gugup dan kurang padu saat Jerman menang 4-2 atas Kosta Rika pada partai pembukaan Piala Dunia 2006, Minggu malam, bermain tenang dan kompak sehingga kiper Jens Lehmann merasa aman. Kondisi itu juga mempermudah tugas Ballack yang didukung pemain tak kenal lelah, Torsten Frings, untuk memulai serangan.

Di barisan depan, Miroslav Klose menjadi mentor yang bagus bagi dua yuniornya, Mario Gomez dan Podolski. Klose yang kecepatan berlarinya bak anak panah itu memberi umpan sempurna untuk Podolski pada menit ke-20 setelah sebelumnya mencoba melakukan hal serupa, tetapi gagal diselesaikan oleh Gomez. Bola yang seharusnya menjadi gol malah bergulir tipis di samping kiri kiper Polandia, Artur Boruc.

Tetap fokus
Joachim Loew mengatakan, timnya bermain bagus, tetapi ia tetap meminta anak asuhnya memijak bumi. "Kami senang dengan hasilnya, tapi kami tetap harus waspada dan mencoba formasi terbaik di tiap pertandingan. Semua harus ingat ini baru pertandingan pertama dan kami ingin menampilkan permainan sesuai dengan keinginan kami," kata Loew.

Sebaliknya, Pelatih Polandia Leo Beenhakker mengakui timnya tidak berada dalam puncak permainan. "Kami punya beberapa kesempatan," kata pelatih asal Belanda itu. "Namun, sejak Jerman mencetak gol kedua, habislah tim kami."

Polandia mau tak mau harus menang dalam dua partai selanjutnya. Jumat (13/6) mereka akan menghadapi tuan rumah Austria, dan selanjutnya Kroasia, Senin (17/6). Untuk pertandingan itu semua, Beenhakker berjanji akan menampilkan permainan berbeda. "Semua anggota tim sedih dan kesal dengan hasil partai pertama, tapi kami punya waktu tiga-empat hari untuk memperbaiki mental dan memantapkan permainan. Kami adalah pemain profesional yang siap untuk bangkit kembali," ujar Beenhakker. (AP/AFP/BEN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/10/02091485/tim.jerman.semakin.dewasa

0 komentar: