Rusia: Belanda Sulit
21 Juni 2008 | Label: Belanda, Euro 2008, Guus Hiddink, Marco van Basten, Rusia | |Basel, Kompas - Tim Rusia mengakui, pertandingan melawan Belanda, Minggu dini hari WIB, akan lebih sulit ketimbang saat mereka harus menghadapi Swedia pada laga penentuan Grup D, Kamis (19/6) WIB lalu. Berbeda dengan Swedia yang cenderung monoton, susunan pemain Belanda lebih bervariasi dan lebih lentur menyesuaikan dengan gaya permainan lawan.
Dalam jumpa pers yang juga dihadiri Kompas, Jumat (20/6), Pelatih Rusia Guus Hiddink mengakui, Swedia mempunyai kecenderungan menetapkan susunan pemain awal yang sama. Kalaupun berbeda, pola permainannya sama. Ini membuat Rusia mudah menemukan kekuatan dan kelemahan mereka.
Adapun untuk menghadapi Belanda, situasinya berbeda. Sulit bagi Hiddink untuk menemukan titik lemah Oranye. "Tim Belanda secara taktik, teknik, dan fisik memang merupakan salah satu kesebelasan terkuat di dunia," ujar Hiddink.
Saat ditanya apakah timnya akan lebih bertahan melawan Belanda, Hiddink menegaskan, "Kalau Anda khawatir akan serangan lawan dan lantas bertahan, itu keliru. Kalau takut kebobolan, Anda harus menyerang terlebih dulu."
Kubu Rusia, kemarin pada pukul 18.00 waktu Swiss atau pukul 23.00 WIB, menjajal lapangan St Jakob Park, di Basel, Swiss. Guus Hiddink tercatat dalam sejarah sepak bola Rusia sebagai pelatih pertama yang membawa tim nasional mereka ke perempat final Euro, setelah pecahnya Uni Soviet.
Tak memikirkan lawan
Tim Belanda, pada Jumat (20/6) pukul 20.00 waktu setempat, menggelar latihan ringan di Stadion St Jakob Park, dengan 15 menit di antara total waktu latihan dilakukan terbuka di hadapan wartawan.
Pada pernyataan di markas tim Belanda di Lausanne, pekan lalu, striker "Oranye" Ruud van Nistelrooy menyatakan tak pernah memikirkan siapa lawan yang "dipilih" pada perempat final.
Ketika itu wartawan bertanya, siapa tim yang diinginkan Belanda, apakah Rusia atau Swedia (saat itu kedua tim masih sama-sama punya kans jadi peringkat kedua Grup D).
"Saya rasa kami menyiapkan semua pertandingan dengan pendekatan yang sama, yaitu lebih berkonsentrasi pada persiapan kami sendiri dan tidak pernah berpikir siapa yang akan kami hadapi. Bagaimana siasat kami menghadapi lawan, itu yang lebih penting," kata Nistelrooy.
Adapun Pelatih Belanda Marco van Basten mengungkapkan bahwa Belanda tak ingin kehilangan momentum positif saat ini. Sebagai sebuah tim, lanjut penyerang tim Belanda era 1980-an itu, kebersamaan di kubu Belanda tumbuh sangat positif.
"Ini perkembangan yang harus saya syukuri," kata Basten, yang mengaku puas atas penampilan timnya hingga saat ini. (Adi Prinantyo dari Basel, Swiss)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/21/02265170/rusia.belanda.sulit
Dalam jumpa pers yang juga dihadiri Kompas, Jumat (20/6), Pelatih Rusia Guus Hiddink mengakui, Swedia mempunyai kecenderungan menetapkan susunan pemain awal yang sama. Kalaupun berbeda, pola permainannya sama. Ini membuat Rusia mudah menemukan kekuatan dan kelemahan mereka.
Adapun untuk menghadapi Belanda, situasinya berbeda. Sulit bagi Hiddink untuk menemukan titik lemah Oranye. "Tim Belanda secara taktik, teknik, dan fisik memang merupakan salah satu kesebelasan terkuat di dunia," ujar Hiddink.
Saat ditanya apakah timnya akan lebih bertahan melawan Belanda, Hiddink menegaskan, "Kalau Anda khawatir akan serangan lawan dan lantas bertahan, itu keliru. Kalau takut kebobolan, Anda harus menyerang terlebih dulu."
Kubu Rusia, kemarin pada pukul 18.00 waktu Swiss atau pukul 23.00 WIB, menjajal lapangan St Jakob Park, di Basel, Swiss. Guus Hiddink tercatat dalam sejarah sepak bola Rusia sebagai pelatih pertama yang membawa tim nasional mereka ke perempat final Euro, setelah pecahnya Uni Soviet.
Tak memikirkan lawan
Tim Belanda, pada Jumat (20/6) pukul 20.00 waktu setempat, menggelar latihan ringan di Stadion St Jakob Park, dengan 15 menit di antara total waktu latihan dilakukan terbuka di hadapan wartawan.
Pada pernyataan di markas tim Belanda di Lausanne, pekan lalu, striker "Oranye" Ruud van Nistelrooy menyatakan tak pernah memikirkan siapa lawan yang "dipilih" pada perempat final.
Ketika itu wartawan bertanya, siapa tim yang diinginkan Belanda, apakah Rusia atau Swedia (saat itu kedua tim masih sama-sama punya kans jadi peringkat kedua Grup D).
"Saya rasa kami menyiapkan semua pertandingan dengan pendekatan yang sama, yaitu lebih berkonsentrasi pada persiapan kami sendiri dan tidak pernah berpikir siapa yang akan kami hadapi. Bagaimana siasat kami menghadapi lawan, itu yang lebih penting," kata Nistelrooy.
Adapun Pelatih Belanda Marco van Basten mengungkapkan bahwa Belanda tak ingin kehilangan momentum positif saat ini. Sebagai sebuah tim, lanjut penyerang tim Belanda era 1980-an itu, kebersamaan di kubu Belanda tumbuh sangat positif.
"Ini perkembangan yang harus saya syukuri," kata Basten, yang mengaku puas atas penampilan timnya hingga saat ini. (Adi Prinantyo dari Basel, Swiss)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/21/02265170/rusia.belanda.sulit