Belanda Hanya Berjaya di Luar Arena

23 Juni 2008 | Label: , , , | |

"Saya ingin menjadi pengkhianat terbesar Belanda tahun ini," ucap pelatih asal Belanda, Guus Hiddink, sebelum laga perempat final Piala Eropa yang mempertemukan tim asuhannya, Rusia, melawan Belanda.

Di Stadion St Jakob Park, Basel, Swiss, Sabtu (21/6) malam atau Minggu dini hari WIB, Hiddink benar-benar "berkhianat". Di tengah lautan suporter Belanda yang tertunduk lesu setelah kekalahan tim "Oranye", Hiddink berjingkrak-jingkrak lalu berpelukan dengan pemain asuhannya, yang sukses menyingkirkan lawan dengan kemenangan 3-1.

Sabtu malam itu di Basel adalah akhir perjalanan komunitas suporter Belanda di Euro 2008. Kelompok pendukung Belanda, yang jumlahnya puluhan ribu orang, merupakan salah satu kelompok terbesar, selain suporter Jerman.

Dengan demikian, jika sejak Sabtu sore penduduk Basel terganggu oleh teriakan suporter beratribut oranye di berbagai sudut kota, itu wajar adanya. Belum lagi gangguan soal rute trem dan bus yang harus diubah karena urusan efektivitas dan keamanan.

Banyaknya suporter Belanda di Basel-beberapa sumber menyebutkan mencapai 100.000 orang-menciptakan lautan oranye di kota Basel, yang berkeliaran sejak tiga jam sebelum kick off, sekitar pukul 17.00.

Setelah berada di Stadion St Jakob Park selama pertandingan, yang akhirnya berakhir dengan kekalahan tim pujaan mereka, "semut" oranye meluber lagi ke kota Basel. Mereka mengerumuni kota sejak beberapa jam setelah pertandingan usai, pada pukul 23.15, sampai Minggu dini hari.

Dua pintu masuk sisi depan stasiun-yang masing-masing selebar sekitar 4 meter-malam itu tak cukup menampung luberan manusia oranye. Suasana desak-desakan berlanjut hingga masuk kereta api antarkota dan selama berada di kereta api.

Sambutan hangat Basel

Kehadiran lautan oranye yang marak tak terlepas dari hangatnya sambutan kota Basel. Salah satu landmark Basel, yakni patung orang membawa martil yang tingginya sekitar Monumen Nasional di Jakarta, dibalut warna oranye. Selain itu, spanduk "Welkom Oranjefans" juga terpampang di salah satu jalan protokol kota itu.

Mengapa bisa sedemikian banyak pendukung Belanda di Swiss? Ternyata, dari perbincangan dengan sejumlah warga Swiss, banyak di antara mereka mendukung tim Oranye karena secara emosional lebih dekat dengan orang Belanda.

"Misalnya, bila dibandingkan dengan orang Jerman, kami merasa lebih cocok dengan orang Belanda," tutur seorang warga Luzern.

Bukan hal aneh jika banyak orang Swiss mengalihkan dukungan kepada tim Belanda, setelah Swiss tersisih. "Kalau harus memilih, daripada memilih Jerman, Rusia, atau Kroasia, kami memilih Belanda. Berikutnya, ada beberapa pilihan, seperti Portugal dan Italia, karena sering menjadi negara tempat berlibur," ujar warga Swiss itu.

Salah satu orang Swiss pendukung fanatik Belanda adalah Timo, pemuda berusia 20-an tahun, yang ditemui Kompas di kereta api jurusan Basel-Luzern, seusai laga.

"Setelah Swiss kalah, saya mendukung Belanda karena permainannya memang bagus. Sayang sekali Belanda juga kalah," kata Timo, yang mengaku bingung mencari tim mana lagi yang akan didukung. Saat ditanya apakah mungkin mendukung Jerman, Timo menggeleng pelan.

Tak sebanding dengan Rusia

Begitulah orang Swiss yang mendukung Belanda, dan datang ke Basel dari berbagai penjuru Swiss, dari ibu kota Bern dan Luzern yang terletak di tengah, Geneva dan Lausanne di selatan, hingga Zurich di sisi barat Basel. Mereka menjadi "suntikan" signifikan bagi suporter yang datang dari Belanda, dan di Basel membikin kamp dengan karavan di kawasan Prateln. Kamp serupa juga mereka bikin di Bern, tempat Belanda tampil untuk penyisihan grup.

Melubernya suporter Belanda yang berjumlah puluhan ribu tak sebanding dengan dukungan buat tim Rusia. Di tribun Stadion St Jakob Park, pendukung Rusia hanya ada ratusan orang. Toh, meski hanya ratusan, merekalah yang akhirnya bergembira karena Sergei Semak dan kawan-kawan lolos ke semifinal.

Belanda boleh "berjaya" di luar lapangan. Namun, pemenang di lapangan hijau, arena sesungguhnya, adalah Rusia yang kali ini dipimpin "arsitek tim" orang Belanda, Guus Hiddink. (Adi Prinantyo dari Basel, Swiss)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/23/01041951/belanda.hanya.berjaya.di.luar.arena

0 komentar: