Ada yang Fanatik, Ada yang Cuek

24 Juni 2008 | Label: , , | |

Kesuksesan Turki melaju ke semifinal Piala Eropa 2008 menimbulkan eforia luar biasa di negara berpenduduk 70 juta jiwa itu. Setidaknya itu terwakili oleh halaman depan harian Turki Hurriyet, yang beredar di Pusat Media di Stadion St Jakob Park, Basel, Swiss, arena laga semifinal Turki versus Jerman, Rabu (25/6) atau Kamis dini hari WIB.

Halaman depan koran itu memasang foto pelatih tim nasional Turki, Fatih Terim, dengan ulasan yang menggambarkan betapa luar biasa perjuangan tim "Crescent Stars", julukan tim Turki.

Berita utama halaman depan juga mengisahkan kegembiraan publik Turki dengan pesan utama berkisar soal laga semifinal yang diharapkan berlangsung fair play, mengutip pernyataan politisi.
"Tokoh-tokoh di Turki berharap partai semifinal berjalan fair play, tanpa unsur dendam," kata Ismael Er, jurnalis asal Turki, Senin (23/6), berkaca dari kerenggangan hubungan kedua negara akhir-akhir ini. Beberapa problem itu terkait interaksi warga Turki yang tinggal di Jerman.

Namun, dukungan bagi Turki tak hanya dari mereka yang berada di negaranya, tetapi juga dari warga keturunan Turki yang tinggal di Swiss. Ismael memperkirakan, puluhan ribu suporter Turki akan berduyun-duyun datang ke St Jakob Park. Tinggal ditunggu apa benar optimisme Ismael karena selama ini suporter Turki termasuk yang berjumlah sedikit di stadion.

Sherive, ibu rumah tangga di Wohlusen, Swiss, adalah salah satu pendukung setia Crescent Stars. "Saya mendukung Turki sejak awal tampil di Piala Eropa. Kalah dari Portugal duluan, tidak apa-apa. Buktinya sekarang, ketika Portugal sudah tersisih, Turki masih jalan terus," kata perempuan berusia 30-an tahun itu.

Meskipun tidak selalu bisa hadir di stadion, ia menyempatkan menonton siaran laga Turki di televisi. "Lihat Turki waktu melawan Ceko? Ketinggalan 0-2, terus menang 3-2. Itu baru tim hebat," kata Sherive lagi. Namanya juga suporter....

Tak peduli
Akan tetapi, tidak semua warga Turki di Swiss mendukung Crescent Stars. Komunitas warga Turki keturunan Kurdi yang tinggal di Claraplatz, Basel, adalah salah satu yang tak peduli dengan perjuangan tim Turki.

Ali, pria keturunan Kurdi berusia 50-an tahun yang ditemui Senin siang, menegaskan, dia menjalani hidup seperti biasa di tengah Euro 2008 kali ini meskipun Turki ikut tampil dan mencapai semifinal.

"Kalau tim Turki main di St Jakob Park, saya juga tidak akan tonton. Menonton di televisi pun tidak," katanya, sembari berjalan ngeloyor, meneruskan urusannya lagi.

Isyarat senada diungkapkan seorang pengelola restoran di Feldbergstrasse. "Saya suka menonton sepak bola, tetapi tidak mendukung tim tertentu. Saya mendukung kesebelasan yang tampil bagus," ujar pria yang enggan disebut namanya itu. Saat ditanya apakah tidak mendukung tim Turki, dia hanya tertawa.

Mengapa orang keturunan Kurdi "cuek"? Itu terkait dengan perlakuan terhadap etnis Kurdi di negara Mustafa Kemal Ataturk itu. Bahasa Kurdi dilarang digunakan di Turki hingga tahun 1991. Baru setelah bergulirnya gerakan reformasi yang diprakarsai Uni Eropa, beberapa siaran radio berbahasa Kurdi bisa diperdengarkan meski dalam rentang waktu yang terbatas.

Toh, banyak-tidaknya dukungan buat pemain di lapangan, tim Turki tetap tampil habis-habisan. Crescent Stars menang 2-1 atas Swiss, misalnya, di tengah dukungan suporter Swiss yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada pendukung Turki.

Akankah Turki menang atas Jerman di semifinal? Ismael Er, jurnalis asal Turki itu, kurang yakin. "Banyak pemain cedera dan kena hukuman akumulasi kartu. Bagaimana mungkin menang atas Jerman? Tanpa Nihat (Kahveci), tanpa Emre Belozoglu, mana mungkin?" kata Ismael. Kita tunggu saja, apakah Turki kembali bikin kejutan. (Adi Prinantyo dari Basel, Swiss)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/24/02115537/ada.yang.fanatik.ada.yang.cuek

0 komentar: