John Terry, Kapten yang Teguh Hati
20 Agustus 2008 | Label: Inggris | |
NAMA John Terry selalu akrab dengan jabatan kapten tim. Kapten Chelsea itu dianggap sebagai pemain yang mampu bertahan dalam masa-masa kritis dan itu yang membuatnya terpilih kembali sebagai kapten tetap timnas Inggris.
Bagi Terry, ini merupakan jabatan tetap keduanya sebagai pemimpin The Three Lions. Ia pertama kali mengemban jabatan itu ketika pelatih Steve McClaren memberikan ban kapten kepadanya pada 10 Agustus 2006. Waktu itu, Terry menggantikan David Beckham yang mundur setelah Piala Dunia 2006.
Terpilihnya Terry sebagai kapten tetap Inggris di bawah asuhan pelatih Fabio Capello memang sudah diprediksi oleh berbagai pihak. Mantan pemain Arsenal, Tony Adams pun menyatakan dukungannya terhadap Terry. Capello pun menyebut kepribadian Terry menjadi salah satu faktor mengapa ia bisa terpilih mengalahkan Rio Ferdinand.
"Rio, ketika menjadi kapten, bermain sangat baik, sama seperti John. Tidak mudah bagi saya untuk memilih karena keduanya pemain yang sangat bagus. Kepribadian John menjadi alasan saya memilihnya, tapi Rio sangat penting di dalam tim," ujar Capello usai menunjuk Terry sebagai kapten, Selasa (19/8).
Lahir di London, 27 tahun silam, Terry mengawali debutnya di Liga Inggris bersama Chelsea pada 28 Oktober 1998. Bek tengah tersebut sempat menjalani masa-masa sulit di Stamford Bridge yang pada akhirnya membuatnya terusir dari The Blues dengan status pemain pinjaman untuk Nottingham Forest. Di masa-masa itu, gaya hidup dan sikapnya di luar lapangan memang tidak layak ditiru. Ia pernah menerima hukuman larangan bermain sementara akibat kasus penyerangan di sebuah klub malam di London. Dia juga pernah dikenai denda akibat mabuk-mabukan dan mengganggu turis Amerika yang sedang berduka akibat serangan 11 September 2001.
Namun, Terry sanggup membuktikan bahwa dia bisa bangkit dari masa-masa kelamnya itu. Sekembalinya dari Nottingham, Terry menjadi pilihan utama skuad Chelsea. Pada musim 2001/02, ia menjadi langganan bek Chelsea dan terpilih menjadi kapten The Blues untuk pertama kalinya pada Desember 2001.
Atas kecemerlangan kariernya itu, 3 Juni 2003, ia memulai debutnya di timnas Inggris saat melawan Serbia dan Montenegro meski ia turun sebagai pemain cadangan di babak kedua. Di tahun itu pula, pelatih Claudio Ranieri menetapkannya sebagai kapten Chelsea. Pada musim 2003/04 ini, namanya semakin berkibar menyusul tersingkirnya Marcel Desailly dari skuad utama Ranieri. Permainannya semakin memikat di bawah asuhan pelatih Jose Mourinho. Ia pun sukses membawa The Blues juara Liga Inggris pada 2005 dan 2006.
Di kancah internasional, perannya di timnas Inggris juga patut diacungi jempol. Enam hari setelah ditunjuk sebagai kapten Inggris oleh McClaren, Agustus 2006, Terry memimpin teman-temannya menang 4-0 atas Yunani dalam sebuah laga persahabatan dan mencetak gol pembuka. Sayang, dua bulan berikutnya, Terry mengalami kekalahan pertama sebagai kapten ketika Inggris menyerah 0-2 dari Kroasia dalam kualifikasi Euro 2008.
Setelah itu, permainannya mulai menurun dan ia kembali menghadapi masa sulit bersepak bola. Diawali dari kartu merah yang diterimanya akibat dua kartu kuning dari wasit Graham Poll pada November 2006. Kasus ini akhirnya berkepanjangan karena Terry mengeluarkan komentar kurang terpuji kepada Poll. Asosiasi sepak bola Inggris atau FA akhirnya menetapkan denda sebesar 10.000 poundsterling atas tindakannya itu.
Pada akhir tahun 2006, cedera punggung membuatnya harus absen dalam laga-laga penting bersama Chelsea dan Inggris. Februari 2007, kepalanya bocor setelah mengenai kaki Abou Diaby (Arsenal) dalam turnamen Piala Carling. Meski sempat membela Inggris pada laga lawan Brasil pada musim panas 2007, Terry kembali menghadapi cedera lutut yang membuatnya harus absen hingga akhir tahun termasuk melewatkan kualifikasi Euro 2008 lawan Estonia, Russia and Croatia.
Terry akhirnya baru kembali pada Februari 2008 dan absen dalam pertandingan perdana di bawah asuhan Capello (melawan Swiss). Bulan berikutnya, ia harus merelakan ban kapten setelah Capello menunjuk Rio Ferdinand sebagai kapten saat Inggris melawan Prancis dalam sebuah tarung persahabatan.
Puncak penderitaannya terjadi pada akhir musim 2007/08. Setelah gagal membawa Chelsea merebut gelar Liga Inggris, Terry kembali sial ketika tendangan penaltinya ke gawang Manchester United gagal berbuah gol di final Liga Champions. Ia terpeleset waktu menendang sehingga bola meluncur ke atas. Terry merasa terpukul dengan kejadian itu dan tak henti-hentinya meratapi kesalahan tersebut.
Namun, deraan itu hanya berlangsung beberapa hari sebab, pada akhir Mei, Capello mengembalikan tugas kapten Inggris ke pundaknya. Tugas itu dijalankannya dengan baik dan ia mencetak gol ke gawang Amerika dalam sebuah partai persahabatan. Keberhasilannya ini mendapat pujian setinggi langit dari Capello. Menurutnya, Terry sama sekali tak terpengaruh dengan hasil buruk di Liga Champions. "Gol itu sangat penting baginya. Sekarang, dia bisa pergi berlibur dan merasa lebih gembira," ungkap Capello usai pertandingan tersebut.
Kini tugas-tugas berat menanti Terry. Pemain berusia 27 tahun itu harus bisa membangkitkan semangat timnas yang tengah dihantui perasaan kurang percaya diri usai kegagalan menembus final Piala Eropa 2008. Jika berkaca pada kebangkitan Terry dari masa-masa sulitnya, rasanya keteguhan hati sang kapten dapat membantunya melewati masa-masa buruk itu. Jika itu yang terjadi, tugas membawa Inggris lolos kualifikasi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan rasanya bukan menjadi halangan besar mereka. (kompas.com)