1960: Perjuangan Sang Perintis

26 Juni 2008 | Label: | |

Dalam hal kejuaraan antarnegara, Eropa sebenarnya tertinggal dibandingkan benua lain. Negara-negara Amerika selatan telah memulainya pada 1916, sementara negara-negara Asia dan Afrika juga telah melakukannya pada dekade 1950-an.

Keresahan inilah yang menghinggapi Henri Delaunay yang saat itu menjabat sebagai sekjen federasi sepakbola Perancis. Menyadari ketertinggalan ini, selama tahun-tahun 1950-an, Delaunay melobi pengurus sepak bola negara-negara Eropa untuk menyelenggarakan sebuah turnamen yang menjadi milik semua negara Eropa.

Saat itu memang sudah ada beberapa turnamen antarnegara meski masih bersifat regional. Negara-negara Britania Raya seperti Skotlandia, Inggris dan Irlandia telah menyelenggarakan sendiri turnamen sendiri untuk wilayahnya. Kemudian negara-negara Skandinavia memiliki Piala Nordic yang diperebutkan Denmark, Finlandia, Norwegia dan Swedia. Begitu pun negara-negara Eropa Tengah juga memiliki kejuaraan sendiri yang melibatkan Cekoslovakia, Hungaria, Italia dan Swiss.

Dengan kemampuan lobinya, Delaunay berhasil mengatasi rasa ego negara-negara tersebut. Meski dengan setengah hati, kejuaraan antarnegara Eropa pertama dengan nama resmi European Nations Cup dilangsungkan. Dikatakan setengah hati, karena dari 33 anggota UEFA, hanya 17 negara yang berperan serta. Negara-negara kuat pelanggan Piala Dunia seperti Jerman Barat, Inggris dan Italia menolak ikut serta.

Saat itu, negara-negara blok timur seperti Yugoslavia, Cekoslovakia dan Uni Soviet memang sangat kuat. Mereka menerapkan permainan sepak bola kolektif yang mengandalkan kekuatan fisik serta teknik yang tinggi. Tuan rumah Perancis yang berusaha membela kehormatan negara-negara blok barat tampil pincang tanpa pemain-pemain utama seperti Raymond Kopa dan top skorer Piala Dunia, Just Fontaine. Mereka akhirnya hanya menempati posisi keempat.

Dalam pertandingan final di Paris yang disaksikan 17.966 penonton, Uni Soviet menabalkan diri sebagai juara. Di final, Soviet yang mengandalkan ketangguhan penjaga gawang ajaib, Lev Yashin, berhasil mengalahkan Yugoslavia 2-1.

(Tjahjo Sasongko)

http://bolaeropa.kompas.com/sejarah

0 komentar: